Blogger

PENTINGKAH KEBERSAMAAN ITU???*

Jumat, Desember 30, 2011 1 komentar
"Shodiquka man shadaqaka la man shaddaqaka"
 
          Cuplikan kalimat diatas mengingatkan kita akan arti sebuah persahabatan yang muncul dari sebuah kebersamaan. Tidak dapat dipungkiri, manusia sebagai makhluk sosial terus melakukan interaksi antar sesama. Dari interaksi tersebut terbentuklah suatu kebersamaan yang nantinya akan berubah menjadi persahabatan.
        Kebersamaan merupakan aplikasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, dan merupakan hal penting dalam organisasi. Jika kebersamaan tidak terjalin dengan baik maka rencana kerja tidak dapat terlaksana meskipun rencana itu telah disusun dengan baik. Dengan kebersamaan, proses belajar dalam organisasi akan terbentuk dan dapat menghasilkan sesuatu yang dapat dibanggakan bersama. 
       Kebersamaan muncul karena adanya kesamaan antara satu orang dengan orang lain. Kesamaan telah menjadi pelecut munculnya semangat untuk ikut merasakan kebahagiaan dan penderitaan teman atau sahabatnya. Kesamaan ini bisa berupa pandangan, kedaerahan, bahasa, hobi dan lain sebagainya.
        Makna kebersamaan seringkali disalahartikan oleh beberapa orang, sehingga memunculkan hal-hal negatif yang menyimpang dari tujuan kebersamaan. Misalnya tawuran, pertengkaran, nepotisme dalam organisasi dan lain-lain. Kebersamaan seperti itu yang seharusnya dihindari dan dibuang dalam tradisi kita.
       Nepotisme merupakan salah satu penyakit yang paling berbahaya dalam sebuah kebersamaan. Tetapi nyatanya banyak organisasi yang secara sadar dan terang-terangan telah membudidayakan penyakit ini. Sungguh ironis jika ada suatu organisasi yang membudidayakan nepotisme, sudah nyata salah tetapi masih saja dilakukan. Mereka telah terbius dan terbuai nikmatnya persaingan antar organisasi, sehingga dengan mudahnya penyakit ini masuk dan telah mengakar kuat dalam jiwa anggota organisasi. 
 Nepotisme telah nampak dalam kehidupan kampus kita. Contoh riilnya pada salah satu OMEK (Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus) yang mengajak mahasiswa untuk menjadi anggotanya. OMEK tersebut menghalalkan segala cara untuk merekrut anggota baru termasuk janji bahwa anggotanya akan dimasukkan dalam organisasi intra. Contoh lainnya, OMEK mempersyaratkan apabila anggotanya menjadi ketua dalam organisasi intra maka harus memasukkan 60% anggota OMEK lainnya kedalam organisasi intra tersebut.
         Lalu yang menjadi tanda tanya besar, apakah mahasiswa seperti itu yang diharapkan negeri tercinta ini? Itulah yang perlu kita renungkan dan menjadi PR bagi kita semua, seperti apakah kita harus bersikap layaknya sebagai mahasiswa yang berintelektual tinggi. Satu hal yang perlu ditanamkan dalam diri kita bahwa semangat kebersamaan harus tetap digalakkan dengan tetap menjunjung tinggi arti suci dari kebersamaan itu sendiri.
Sumber gambar: http://blog.uad.ac.id/parwito10/files/2011/12/kebersamaan.jpg

*Oleh: Ainur Rifqi, Mahasiswa Administrasi Pendidikan FIP UM
[Herview] Buletin Ghozali.com, November 2011

1 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 MP3 FIP UM | TNB